Skip ke Konten

Kunjungan Lapangan Proyek Uji Coba AWD untuk Efisiensi Air dan Pengurangan Emisi pada Budidaya Padi

6 November 2025 oleh
Kunjungan Lapangan Proyek Uji Coba AWD untuk Efisiensi Air dan Pengurangan Emisi pada Budidaya Padi
Melly

Sebagai langkah awal dalam upaya efisiensi penggunaan air dan pengurangan emisi gas rumah kaca pada sektor pertanian, tim gabungan dari Jepang dan Indonesia melaksanakan kunjungan lapangan ke lokasi yang akan dijadikan area uji coba metode Alternate Wetting and Drying (AWD) atau pembasahan dan pengeringan bergantian pada budidaya padi sawah. Kegiatan ini berlangsung di Kabupaten Subang, Jawa Barat, dan difasilitasi oleh Indonesia-Japan Business Network (IJBNet) bekerja sama dengan Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), Kementerian Pertanian.


Tim dari Jepang yang hadir dalam kunjungan ini terdiri atas Mr. Takayuki Ota (Manajer Proyek & Litbang Archeda Co. Japan), Ms. Ayano Kido (Direktur Archeda Co. Japan), dan Mr. Nii Shinya (Space Tech Accelerator Co. Japan). Sementara itu, dari pihak Indonesia hadir Dr. Salim Mustofa (Peneliti Senior BRIN sekaligus Sekretaris Jenderal IJBNet) dan Udhoro Kasih Anggoro (Wakil Ketua Umum IJBNet).


Kunjungan dan diskusi ini bertujuan untuk memastikan kesiapan lokasi uji coba, yang meliputi penentuan koordinat lahan sawah yang akan digunakan, pengecekan sistem pemasukan air dan saluran drainase, penilaian kemiringan sawah secara visual, serta identifikasi lokasi pra-tanam yang paling sesuai untuk pelaksanaan metode AWD.


Melalui kunjungan ini, IJBNet berperan aktif sebagai fasilitator proyek kolaboratif antara Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP) – Kementerian Pertanian, Archeda Co., dan Space Tech Accelerator (STA) Co. Proyek ini direncanakan menjadi bagian dari skema Joint Credit Mechanism (JCM) antara pemerintah Indonesia dan Jepang, yang berpotensi memperoleh dukungan pendanaan dari pemerintah Jepang. Bila proyek ini berhasil, maka akan menjadi proyek JCM pertama di bidang pertanian yang melibatkan kedua negara, khususnya dalam pengurangan emisi CO₂ dari lahan padi.


Space Tech Accelerator (STA) merupakan perusahaan rintisan asal Jepang yang bergerak di bidang pengembangan dan penerapan teknologi antariksa untuk sektor sosial dan industri. Didirikan pada tahun 2023, STA berfokus pada pemanfaatan teknologi satelit penginderaan jauh (remote sensing) guna memantau dan menganalisis sumber daya alam, perubahan lingkungan, serta produktivitas di sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan. Melalui pendekatan berbasis data satelit, STA berupaya mendukung pertanian berkelanjutan, ketelusuran rantai pasok (traceability), serta pengurangan risiko bencana dan deforestasi. Kolaborasi STA dalam proyek ini diharapkan dapat memberikan dukungan teknologi untuk pemantauan kelembapan dan kondisi sawah secara akurat, yang menjadi kunci keberhasilan penerapan metode Alternate Wetting and Drying (AWD) di Indonesia.


Dalam kesempatan tersebut, Ibu Elita, yang mewakili Kepala Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP) Kementerian Pertanian, membuka diskusi dan menyampaikan dukungannya terhadap rencana kegiatan uji coba AWD di Subang. Beliau menekankan bahwa proyek ini merupakan langkah awal menuju validasi dan verifikasi kerja sama penurunan emisi CO₂ di lahan padi melalui skema JCM.


Uji coba metode AWD ini direncanakan akan dilaksanakan pada musim tanam padi di musim hujan dan musim kemarau tahun 2026 dengan pendanaan dari pihak Jepang. Kegiatan kunjungan dan diskusi ini juga turut dihadiri oleh tim satuan kerja dari BRMP Kementerian Pertanian, yang mendukung penuh implementasi proyek percobaan ini sebagai inisiatif inovatif menuju pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan.

di dalam News
Green Power Palembang Hadir Dalam Business Matching Dorong Akselerasi Investasi Kelapa di Kabupaten Banyuasin